Manusia berbicara setiap masa. Bicara yang baik akan membawa keselamatan dan kebaikan kepada manusia. Jika bicara tidak mengikut adabnya, manusia akan merana di dunia dan di akhirat. Di dunia akan dibenci oleh manusia lain manakala di akhirat bicara yang menyakiti hati orang lain akan menyebabkan kita terseksa kekal abadi di dalam neraka Allah SWT.Bagi mereka yang beriman, lidah yang dikurniakan oleh Allah itu tidak digunakan untuk berbicara sesuka hati dan sia-sia. Sebaliknya digunakan untuk mengeluarkan mutiara-mutiara yang berhikmah.
Lidah adalah salah satu kenikmatan yang besar yang dianugerahkan Allah kepada hambaNya, padanya terdapat kebaikan yang banyak dan kemanfaatan yang luas bagi siapa yang menjaganya dengan baik dan mempergunakannya sebagaimana diharapkan syari'at. Dan padanya pula terdapat kejelakan yang banyak dan bahaya yang besar bagi siapa yang meremehkannya (membiarkannya) lalu digunakannya pada jalan atau tempat yang tidak semestinya.
Padahal Allah Ta'ala menciptakan lisan (lidah) itu agar digunakan untuk zikirullah (menyebut Asma Allah), membaca Al Quran, menasihati manusia dan mengajak mereka kepada jalan Allah dan ketaatan serta memperkenalkan kepada mereka tentang kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah SWT.Maka jika si hamba mempergunakan lidahnya untuk tujuan tersebut, maka dia tergolong orang yang bersyukur kepada Allah atas nikmat lidah itu sendiri. Tapi jika sebaliknya, digunakan bukan pada jalan kebenaran seperti disebutkan di atas, maka dia adalah orang yang berbuat zalim lagi melampaui batas.
HIKMAH DIAM
1. Sebagai ibadah tanpa bersusah payah.
2. Perhiasan tanpa berhias.
3. Kehebatan tanpa kerajaan.
4. Benteng tanpa pagar.
5. Kekayan tanpa meminta maaf kepada orang.
6. Istirehat bagi kedua malaikat pencatat amal.
7. Menutupi segala aib.
Hadis2 Rasullulah mengenai kelebihan diam yang bermaksud:
* "Barangsiapa yang banyak perkataannya, nescaya banyaklah silapnya. Barangsiapa yang banyak silapnya, nescaya banyaklah dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya, nescaya neraka lebih utama baginya". ( RW ABU NAIM )
* "Barangsiapa yang beriman kepada Alah dan Hari Akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam". ( RW BUKHARI & MUSLIM )
* "Barangsiapa diam maka ia terlepas dr bahaya".( RW AT-TARMIZI )
firman Allah :“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya”. (QS. Al Isra’ : 36)
dan firman-Nya:“Apapun kata yang terucap pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid”. (QS. Qaff : 18)
Bahaya lisan itu sangat banyak. Rasulullah SAW juga bersabda:“Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya”.
Beliau juga bersabda :“Tiap ucapan anak Adam menjadi tanggung jawabnya, kecuali menyebut nama Allah, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran”.
Barang siapa memahami hal ini dan beriman kepada-Nya dengan keimanan yang sungguh-sungguh, maka Allah akan memelihara lidahnya sehingga dia tidak akan berkata kecuali perkataan yang baik atau diam.
Sebagian ulama berkata: “Seluruh adab yang baik itu bersumber pada empat Hadits, antara lain adalah Hadits “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. Sebagian ulama memaknakan Hadits ini dengan pengertian; “Apabila seseorang ingin berkata, maka jika yang ia katakan itu baik lagi benar, dia diberi pahala. Oleh karena itu, ia mengatakan hal yang baik itu. Jika tidak, hendaklah dia menahan diri, baik perkataan itu hukumnya haram, makruh, atau mubah”. Dalam hal ini maka perkataan yang mubah diperintahkan untuk ditinggalkan atau dianjurkan untuk dijauhi Kerana takut terjerumus kepada yang haram atau makruh dan seringkali hal semacam inilah yang banyak terjadi pada manusia.
Allah berfirman :“Apapun kata yang terucapkan pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid”. (QS.Qaaf : 18)
Dalam hadits yang lain disebutkan (yang ertinya):"Setiap pembicaraan anak adam adalah (saksi yang) memberatkannya, bukan untuk kebaikannya, kecuali Dzikrullah, Amr Ma'ruf dan Nahi Munkar ".Rasulullah SAW bersabda pula (yang maknanya):
Hal mana seperti dikatakan oleh imam Hasan Al Bashri:"Sesungguhnya lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, kemudian lidahnya menunaikannya. Sedangkan lidah orang munafik berada di depan hatinya, apabila menginginkan sesuatu maka dia mengutamakan lidahnya daripada memikirkan dulu dengan hatinya ".
Dalam hadits yang lain disebutkan (yang artinya):"Setiap pembicaraan anak adam adalah (saksi yang) memberatkannya, bukan untuk kebaikannya, kecuali Dzikrullah, Amr Ma'ruf dan Nahi Munkar ".Rasulullah SAW bersabda pula (yang maknanya):
.Maka Rasulullah SAW sudah menasihati kita agar menjaga lidah dengan baik, minimal dengan jalan tidak banyak berbicara, selagi tidak bermanfaat atau tidak mengandung kebaikan, beliau SAW bersabda (yang artinya):
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah ". (HR. Bukhori dan Muslim)Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):"Semoga Allah merahmati seseorang yang berbicara kebaikan maka dia beruntung, atau diam dari kejelekan maka dia selamat ".Dan banyak riwayat yang sampai kepada kita tentang bahaya lidah ini, diantaranya, hadits Rasulullah saw (yang artinya):"Dan tidakkah nanti seseorang akan diseret ke neraka dengan wajah-wajah mereka (di tanah), terkecuali itu karena ulah lidah-lidah mereka". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Madah Dari Hukama:
* BANYAK DIAM TIDAK SEMESTINYA BODOH, BANYAK CAKAP TIDAK SEMESTINYA CERDIK, kerana KECERDIKAN ITU BUAH FIKIRAN, orang CERDIK yang PENDIAM LEBIH BAIK DR orang BODOH yang BANYAK CAKAP.
* MENASIHATI ORANG yang BERSALAH , TIDAK SALAH. YANG SALAH MEMIKIRKAN KESALAHAN ORANG..
* KALAU orang MENGHINA KITA, BUKAN KITA TERHINA, yang SEBENARNYA orang ITU MENGHINA DIRINYA SENDIRI.